Apa Pendapat Para Ahli Tentang Disney Plus Menyensor Konten Anak-anak

Daftar Isi:

Apa Pendapat Para Ahli Tentang Disney Plus Menyensor Konten Anak-anak
Apa Pendapat Para Ahli Tentang Disney Plus Menyensor Konten Anak-anak
Anonim

Key Takeaways

  • Film Disney tertentu di Disney Plus tidak tersedia di profil anak-anak karena konten yang tidak sensitif terhadap ras.
  • Film harus ditonton bersama orang tua dan tetap berisi pesan nasihat tentang konten yang tidak pantas dan ketinggalan zaman.
  • Para ahli mengatakan bahwa ini adalah langkah yang baik bagi Disney untuk menyadari perubahan waktu dan memberikan konteks untuk masa lalu.
Image
Image

Disney Plus mengawasi beberapa konten lama yang berisi stereotip rasial dengan membuat film tertentu tidak mungkin ditonton tanpa orang tua.

Profil Kids di platform streaming tidak lagi menampilkan film yang menampilkan pesan nasihat tentang rasisme. Beberapa film ini termasuk Peter Pan, The Aristocats, Lady and the Tramp, dan Dumbo, yang harus ditonton dengan persetujuan orang tua. Para ahli mengatakan ini adalah langkah yang baik dari pihak Disney untuk membuat konten yang mengandung stereotip rasial kurang dapat diakses untuk ditonton.

"Disney akhirnya melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan bertahun-tahun yang lalu: mengakui prasangka rasial dan stereotip," tulis Jamil Aziz, pemimpin tim pemasaran digital di Streaming Digitally, kepada Lifewire melalui email. "Langkah kecil ini akan berdampak besar dalam jangka panjang."

Dari Klasik ke Cringe

Disney telah mengakui konten rasis yang tidak pantas dalam film-film sebelumnya sejak pertama kali merilis layanan streaming Disney Plus pada November 2019. Perusahaan menambahkan peringatan konten yang akan muncul sebelum dimulainya judul tertentu.

"Program ini mencakup penggambaran negatif dan/atau perlakuan buruk terhadap orang atau budaya," bunyi peringatan tersebut. "Stereotip ini dulu salah dan sekarang salah. Daripada menghapus konten ini, kami ingin mengakui dampak berbahayanya, belajar darinya, dan memicu percakapan untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif bersama."

Image
Image

Menonton ulang beberapa film Disney "klasik" ini agak ngeri di zaman sekarang ini, seperti adegan di Dumbo di mana salah satu burung gagak bernama Jim Crow-istilah menghina yang digunakan untuk Orang kulit hitam dan sebutan untuk kehidupan yang terpisah.

Pemirsa sekarang menyadari bahwa film Disney lain yang mereka sukai selama ini rasis. Beberapa contoh termasuk Peter Pan, untuk penggambaran penduduk asli Amerika, dan The Jungle Book, untuk penggambaran orangutan sebagai karikatur rasis. Namun, para ahli mengatakan penting untuk diingat bahwa sebagian besar film animasi asli ini dibuat antara tahun 1940-an dan 1960-an.

Disney berusaha menyelaraskan sistem nilainya menurut generasi muda dan milenial…

"Meskipun The Jungle Book mungkin terlihat seperti cerita yang tidak berbahaya, kisah ini memiliki nada yang sangat bermasalah yang meninggalkan dampak bawah sadar yang bertahan lama pada cara kita memandang orang Asia Selatan," tulis Yasir Nawaz, produser konten digital di PureVPN, kepada Lifewire dalam email.

Dampak pada Pemirsa

Para ahli mengatakan bahwa merupakan langkah yang baik bagi konglomerat hiburan yang berpusat pada keluarga untuk memberikan konteks pada kontennya yang lebih tua dan lebih ketinggalan zaman.

"Dampak paling jelas yang akan terjadi adalah memastikan bahwa generasi mendatang tidak mengembangkan persepsi kebencian terhadap [orang kulit berwarna]," tulis Nawaz. "Mengulangi ini sebagai potongan fiksi sangat membantu dalam mengurangi bagaimana masyarakat kita memandang ras yang berbeda dalam jangka panjang."

Disney akhirnya melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan bertahun-tahun yang lalu: mengakui prasangka rasial dan stereotip.

Perubahan ini juga melayani audiens yang lebih tua, kata para ahli. Milenial dan Gen-Z semakin menjadi lebih benar secara politis, dan meminta pertanggungjawaban merek dan perusahaan untuk melakukan hal yang sama.

"Penonton Disney tidak lagi hanya anak-anak, tetapi juga dewasa muda," tulis Aziz. "Disney berusaha menyelaraskan sistem nilainya menurut generasi muda dan milenial, dan mereka juga berusaha untuk tampil sebagai perusahaan yang progresif dan cerdas secara emosional."

Image
Image

Dan, tentu saja, selalu ada dampak finansial dari keputusan seperti ini.

"Dari segi finansial, mereka pasti akan mendapatkan banyak pelanggan baru, sebagian dari promosi gratis, dan sebagian lagi karena beberapa orang benar-benar tersinggung karenanya," tulis Hrvoje Milakovic, pemilik Fiction Horizon, kepada Lifewire dalam email.

Secara keseluruhan, para ahli sepakat bahwa inilah saatnya untuk mengakui ketidakpekaan masa lalu untuk mengharapkan masa depan yang lebih inklusif.

"Memberikan konteks yang tepat untuk semua penggambaran ini memastikan bahwa sementara generasi mendatang terus menikmati ini sebagai karya seni, mereka tidak tumbuh dengan percaya bahwa ini adalah refleksi dari kenyataan," tulis Nawaz.

Direkomendasikan: